Thursday, May 3, 2012

IT corner :"How to make windows xp like windows 8


Cara Membuat Tampilan XP Menjadi Seperti Windows 8



بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Mungkin beberapa dari sobat pengguna windows XP sudah agak males dengan windowsnya. Sebelumnya, apakah sobat pernah tahu bagaimana tampilan windows 8 itu? 

Tenang sob klo belum tahu, karena saya disini akan share mengenai Cara Membuat Tampilan XP Menjadi Seperti Windows 8.

Ok langsung aja ya pada triknya. 
Cara Membuat Tampilan XP Menjadi Seperti Windows 8
windows xp to windows 8 Bikin Windows XP Rasa Windows 8
windows xp to windows 8 desktop
windows xp to windows 8 3 Bikin Windows XP Rasa Windows 8
windows xp to windows 8 menu
Untuk Cara Membuat Tampilan XP Menjadi Seperti Windows 8 ini tidak akan merubah file system anda. Jadi bisa dipastikan aman. Pastikan terinstall UxTheme Patcher utk menggunakan theme custom. Jika belum, silakan download salah satu yang saya kasih listnya :
Uxstyle Core (Recomended soalnya tidak ngepatch file system)
Universal Theme Patcher (kalo cara diatas gagal)

Langkah2 membuat windows xp ke windows 8

  1. Download tema disini (slim taskbar download disini) (Pake tema 7 emang karena saat ini blm jauh sama 8)
  2. Download Windows 8 M3 Starter Kit disini
  3. Package dlm kit tersebut Windows 8 Border Skin Styler Skin Windows 8 Riboon Look Like TClock Light ViStart Windows 8 Skin Panel Shellstyle di bagian kanan
  4. Jalankan “BorderSkin.exe” yang ada difolder tersebut dan ilangin centang “Enable Explorer skinning” option dan ganti warna menjadi “Clear
  5. Jalankan “ViStart.exe” di file kit tersebut
  6. Install Styler dan apply skin “Ribbon” didalam kit tersebut.
  7. Folder utk pasang skin styler : C:Program FilesStylerTBskinsStyler’s
  8. Replace file “shellstyle.dll” bawaan tema dgn yg ada di kit tersebut.
  9. Folder : C:windowsresourcesthemessevenvgshell Replace file tersebut satu per satu
  10. Download Logon screen di sini
Logo Screen:
logo screen windows 8 600x448 Bikin Windows XP Rasa Windows 8
logo screen windows 8
Selamat mencoba dan semoga berhasil menyulap windows xp ke windows 8 – Jangan lupa review nya yang sudah berhasil mencoba. Baca juga Cara Mempercantik Tampilan Windows XP (dengan software)

from http://caritauaja.info/ 

Posted By Achmad Vikry Hanif 
Jangan Asal Copy Paste, Jangan Lupa Cantumkan Link Aktif !!! baca aturannya Disini

Tempat aneh di dunia


Berikut lokasi-lokasi yang dipercaya panduduk setempat dan para pakar sebagai tempat yang berhubungan dengan alien.

1. Aurora Borealis (Kutub Utara)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3hSj2mq5A-rhkqKyj9MT5m15xB7usXztbtfddcSgdjImHkLE6b25X24kvGByeuKte8OXYzmpYSoZyV03xbmZWfi7efPzYUJy9V4UnxVeWZ24C5BRsSBpGQv_YMl7YEzJn0DyOpXyhJaw/s320/aurora-borealis.jpgDi utara dan selatan bagian kutub utara. kita bisa melihat garis cahaya yang indah dipandang mata. Pemandangan ini hanya terlihat dari garis lintang selatan yang tinggi di antartika. Amerika Serikat atau Australia. Aurorae Nature (dalam bahasa inggris) yang menampilkan cahaya indah di langit. Biasanya dimikmati pada saat malam hari,terutama di daerah kutub. Penduduk setempat menyebut fenomena ini sebagai “Tarian Dari Roh”,dan dipercaya sebagai alat komunikasi mahluk asing (alien).


2. Tambang Rio Tinto (Spanyol)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLDdOalKNRfhoGTNyDBZhXOaRJqJLS3aag4OvRFaCElNb40oQ-xdvgA8SgGA-gxZxdfcbc-DqsuvdDmb8_yhgpPisknYunPILepxJquDh3uJEb4sUEbJ-1DvUP6D6ZWU3kNmcQWQDVtME/s320/lembah+rio+tirto.jpg
Tambang besar Rio Tinto memberikan nuansa asing. Hampir mirip seperti Mars. Pertumbuhan yang tidak hanya dikonsumsi oleh gunung gunung dan lembah, tapi bahkan tidak ada pedesaan karena diyakini manusia tidak ada yang sanggup tinggal di daerah ini, di sebabkan udara yang bau dan air yang banyak mengandung bakteri yang kuat seperti logam. Sungai ini telah memperoleh kepentingan ilmiah baru baru ini karena adanya bakteri Aerobic Extremophile yang tinggal dalam kondisi air yang beracun. Sungai ini tidak langsung di singgahi sinar matahari. Batu-batu yang terdapat di sini dianggap mengandung air cair,seperti di bawah tanah Mars. Rio Tinto ini mengandung zat yang sangat asam (pH 2) dan rona kemerahan yang mendalam. Ini adalah logam larut dan hanya ada bakteri yang dapat hidup di dalamnya. Belum di ketahui persis jenis bakterinya yang dapat hidup dan dapat menembus kaca dan karet dikhawatirkan akan menginfeksi jaringan pada kulit manisia jika kita menyentuh air yang berbakteri ini karena orang percaya bakteri ini adalah alien.

3. Lembah McMurdo Dry (Antartika)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2RqW64aTYpoWfqIX9CwFr1pk5yw0EEhVeaScilVLM-__dd4FSZB94tHpeeSB10CyjzZPDU44e1hcSUivS7S3IrU6SOj1HxArHUallHo94AiTZiNVBAM4LL-J_jhZntNZwHpEYH1e-Rww/s320/mcmurdo-dry-valleys.jpg
Lembah McMurdo Dry adalah sederetan lembah di antartika terletak di dalam Tanah Victoria di sebelah barat. Medan yang terlihat bukan seperti bukan berasal dari bumi ini pada daerah geologis mancakup fitur yang menarik termasuk Danau Vida dan sungai Onyx, sungai terpanjang di antartika. Lantai lembah kadang kadang berisi danau beku terus menerus dengan es beberapa meter tebal. Hal ini juga salah satu dunia yang paling ekstrim di bawah gunung es, dalam air yang sangat asin tinggal misterius yang sangat sederhana pada subjek penelitian berlangsung. Ilmuwan mempertimbangkan lembah kering ini mungkin sumber penting kehidupan mahluk di bumi.

4. Gunung The Richat Structure (Mauritania)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgltEyhc0m8C4UHnnbs5nQRQcSFloVq-NF4O1jDUNphSgSOdUkjhdOG7yeyKGDIli64pptTbD2yNUkp6A4fR8Iiss2tSS5h2UwBUx63llsnfMbHepW7kypw5vdZ0WJeopCFzi6XNIHP3nk/s320/the-richat-structure.jpg
The Richat Structure adalah fitur melingkar yang terkenal di gurun sahara yang berlokasi di dekat Ouadane Mauritania. Lokasi ini telah menarik perhatian sejak awal beredarnya misi mahluk luar angkasa (alien) ruang angkasa di lokasi ini. Yang katanya membentuk sasaran benda berwarna mencolok dalam bentangan gurun tanpa sifat yang agak lain dari gunung sahara. Struktur ini memiliki diameter hampir 50 KM (30 mil). Dan dicurigai tempat pesawat ruang angkasa mendarat.

5. Kota Rotorua (Selandia Baru)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhf0RYJbx8ysKGlYIsG_zKzkrNX8YgNpqz79sOOyJkiq2tOotnnW4ghp-ZE8vgV4m_Jnvyy6588ggHcKPZa7Cn1is8RAyVJlzSsFkZDHFiRIKbp_KVC5SaRgXtlAQqk41ODSSthU-GjAb0/s320/boiling-spring-rotorua-lge.jpg
Rotorua adalah sebuah kota di tepi selatan danau dengan nama yang sama yang dengan Bay of Plenty wilayah pulau utara selandia baru. Rotorua ini terkenal karena unik yang berstruktur dan ber bau “Telur Busuk”,yang disebabkan aktifitas panas bumi melepas senyawa belerang ke atmosfir. Aktivitas panas di jantung bumi ini menjadi daya tarik wisatawan di rotorua. Karena dulu di sini ditemukan sisa lempengan logam berbentuk UFO menurut kabar warga sekitar rotorua.

6. Air Terjun Kauai (Hawaii)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDEN4GuumJzlB9a3TIdhr3P-LA1AtRauGw2aJXi_P6oiZX-3aHL0hXtIRE4kbUbi0MqmCNY_q_atZCssuwIsGIsxC-cCWauxP-v9xMidL4yoN_UTFD_gw8sM0DHZA5odVk5mULYSzsI7U/s320/kauai.jpg
Di kepulauan Hawaii ada sebuah air terjun yang diberi mana Kauai. Air terjun tertua di kepulauan Hawaii ini masuk ke dalam perut bumi membuat para pengamat menyelidiki misterinya. Tapi,tak seorangpun yang punya nyali untuk masuk dan menyingkap dunia di dalam air terjun tersebut. Bagaimana keadaan di dalamnya?itulah pertanyaan yang paling sesuai.

7. Pulau Socotra (Yaman)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh87cDSo1zg8B3p7t8iNk8CtuEQLpz8NhkyVhPn_HTzRFsvUu37rqQ99oml9Nhwc9ukEqylABjvoW1c7Yxf8WV0xpmXL8UDiEbyZRvy6De41u2o1Tu_uEaGM2Z0_svha80_jHL-9uW-tgQ/s320/socotra.jpg
Socotra’s isolisasi di samudra hindia telah melahirka suatu spesiasi,sepertiga dari tanaman yang hidup yang ditemukan di sini tidak ditemukan di tempat lain di pulau ini. Lihatlah pohon darah naga. Pulau ini dianggap tidak “Normal” untuk sebuah landscape di bumi. Survey telah mengungkap bahwa lebih dari 1/3 spesies yaitu 800 spesies atau lebih tanaman Socotra. tidak di temukan di tempat lain. peringkat ahli botani flora dari Socotra menyatakan diantara sepuluh flora yang tumbuh di sini tidak seperti flora pada umumnya karena flora di sini memakan tubuhnya sendiri.

8. Danau Spotted (Columbia)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiq69tfwP7Y88f8X1rDu4lzTNJkBIjJ10KAOQC5b54n7Rqry0hMGLFl6xSoplxhkBBKbxMiQgh2aNzD4zKo29DpQrgDmDGPaZ50Kyb-_OUL1_NT-_4na8JaBld7kui5A7mQSuEJU_MjF9U/s320/spotted+lake.jpg
Danau yang terletak di sebelah batar laut Osoyoos di British Columbia pada musim panasnya sebagian besar air di danau ini menguap meninggalkan semua mineral yang besar berbentuk “titik” di dalam danau yang muncul dan tergantung pada komposisi mineral permukaan pada saat itu. Titik warna yang dihasilkan akan berbeda beda. Bintik bintik terbentuk akibat dari magnesium sulfat, yang mengkristal pada musim panas. Karena musim panas, hanya ada mineral di dalam danau, lalu mengeras membentuk alam “trotoar” di sekitarnya dan diantara titik-titik di danau di sinilah letak keanehan danau ini, karena di dalam danau ditemukan mahluk yang dapat hidup bertahan dari panas dan magnesium sulfat. Bagaimana bisa mahluk itu bertahan? Apakah itu alien?

9. Segitiga Bermuda (Samudera Atlantik)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQxAqbXlqPQyFaMTwGRvL_PzrNDzubrVKjb5QtczPwP0A7_pB_id2IgbKEQCzojIfuYHtd4yfiK2_kRgcKErswJEDDcZQMLwkEY0WFptRBgczXti65p_MWtM6_2p3s623CKu60VAqpmmc/s320/bermuda_air.jpg
Segitiga Bermuda dikenal juga dengan sebutan “Devil’s Triangle”, adalah bagian di sebelah barat Samudera Atlantik Utara dimana sejumlah pesawat terbang dan kapal permukann di duga hilang secara misterius dengan cara yang tidak dapat dijelaskan oleh kesalahan manusia, pembajakan, peralatan, kegagalan, atau bencana alam. Budaya popular telah dikaitkan penghilangan itu ke paranormal, menghentikan hukum fisika,atau kegiatan oleh mahluk luar angkasa. Rupanya hal itu tidak terkesan asing tetapi benar benar menakutkan.

10. Gunung Roraima (Venezuela, Brazil dan Guyana)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiy_ePrORaVehX5W8XxssDVJA3_KGPBh7zk0sugM_b66woxET656i3gMztTd3FjzQkB1blWRsdOMlG17_p2HhuTuGQZiME7SROj301orEVpoRJOulLQf1_sHLjuHVQuecGThim4bi_lNFA/s320/mount+roraima+-+image.jpg
Bagi penduduk lokal, gunung Roraima memiliki arti tersendiri,jauh sebelum datangnya penjajah eropa. Gunung ini pernah memegang makna khusus bagi penduduk asli setempat. Dan itu merupakan pusat yang paling banyak terdapat mitosdan legenda penduduk setempat yang sangat luar biasa. Ini adalah gunung meja dengan tinggi 400-meter pada tebing tebing tinggi di semua sisi. Hanya ada satu jalan untuk menuju ke atas, yaitu tangga alami yang terbentuk dari jalan di sisi Venezuela. Dan untuk menaikinya kita tidak membutuhkan pengalaman panjat tebing karena sudah ada anak tangga yang lumayan mudah untuk dinaiki. Di atas gunung itu, hampir setiap hari turun hujan, membasuh sebagian besar nutrisi bagi tanaman untuk tumbuh dan menciptakan pemandangan yang unik pada permukaan batu pasir yang mendatar. Namun terdapat keanehan pada tangga yang terbuat secara alami itu. Bagaimana gunung itu berbentuk “meja” datar pada permukaannya, dengan 400-meter berbentuk segitiga pada semua sisinya? (apakah mungkin ada pesawat alien yang tekubur dalam gunung itu?)

Tata surya


Tata Surya

Gambaran umum Tata Surya (digambarkan tidak sesuai skala; dari kiri ke kanan): Pluto, Neptunus, Uranus, Saturnus, Yupiter, sabuk asteroid, Matahari, Merkurius, Venus, Bumi dan Bulan, dan Mars. Sebuah komet digambarkan di sebelah kiri.
Tata Surya (bahasa Inggris: solar system) terdiri dari sebuah bintang yang disebut matahari dan semua objek yang yang mengelilinginya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, meteor, asteroid, komet, planet-planet kerdil/katai, dan satelit-satelit alami.
Tata surya dipercaya terbentuk semenjak 4,6 milyar tahun yang lalu dan merupakan hasil penggumpalan gas dan debu di angkasa yang membentuk matahari dan kemudian planet-planet yang mengelilinginya.
Tata surya terletak di tepi galaksi Bima Sakti dengan jarak sekitar 2,6 x 1017 km dari pusat galaksi, atau sekitar 25.000 hingga 28.000 tahun cahaya dari pusat galaksi. Tata surya mengelilingi pusat galaksi Bima Sakti dengan kecepatan 220 km/detik, dan dibutuhkan waktu 225–250 juta tahun untuk untuk sekali mengelilingi pusat galaksi. Dengan umur tata surya yang sekitar 4,6 milyar tahun, berarti tata surya kita telah mengelilingi pusat galaksi sebanyak 20–25 kali dari semenjak terbentuk.
Tata surya dikekalkan oleh pengaruh gaya gravitasi matahari dan sistem yang setara tata surya, yang mempunyai garis pusat setahun kecepatan cahaya, ditandai adanya taburan komet yang disebut awan Oort. Selain itu juga terdapat awan Oort berbentuk piring di bagian dalam tata surya yang dikenali sebagai awan Oort dalam.
Disebabkan oleh orbit planet yang membujur, jarak dan kedudukan planet berbanding kedudukan matahari berubah mengikut kedudukan planet di orbit.

Daftar isi

*       1 Asal Usul Tata Surya
*       2 Sejarah penemuan
*       3 Daftar jarak planet
*       4 Pranala luar

Asal Usul Tata Surya

Banyak hipotesis tentang asal usul tata surya telah dikemukakan para ahli, diantaranya :

 

 

 Hipotesis Nebula

Hipotesis nebula pertama kali dikemukakan oleh Immanuel Kant(1724-1804) pada tahun 1775. Kemudian hipotesis ini disempurnakan oleh Pierre Marquis de Laplace pada tahun 1796. Oleh karena itu, hipotesis ini lebih dikenal dengan Hipotesis nebula Kant-Laplace. Pada tahap awal tata surya masih berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es, dan gas yang disebut nebula. Unsur gas sebagian besar berupa hidrogen. Karena gaya gravitasi yang dimilikinya, kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu. Akibatnya, suhu kabut memanas dan akhirnya menjadi bintang raksasa yang disebut matahari. Matahari raksasa terus menyusut dan perputarannya semakin cepat. Selanjutnya cincin-cincin gas dan es terlontar ke sekeliling matahari. Akibat gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet dalam. Dengan cara yang sama, planet luar juga terbentuk.

[sunting] Hipotesis Planetisimal

Hipotesis planetisimal pertama kali dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlain dan Forest R. Moulton pada tahun 1900. Hipotesis planetisimal mengatakan bahwa tata surya kita terbentuk akibat adanya bintang lain yang hampir menabrak matahari.

[sunting] Hipotesis Pasang Surut Bintang

Hipotesis pasang surut bintang pertama kali dikemukakan oleh James Jean dan Herold Jaffries pada tahun 1917. Hipotesis pasang surut bintang sangat mirip dengan hipotesis planetisimal. Namun perbedaannya terletak pada jumlah awalnya matahari.

[sunting] Hipotesis Kondensasi

Hipotesis kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom Belanda yang bernama G.P. Kuiper (1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa tata surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.

[sunting] Hipotesis Bintang Kembar

Hipotesis bintang kembar awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956. Hipotesis mengemukakan bahwa dahulunya tata surya kita berupa dua bintang yang hampir sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil. serpihan itu akan terperangkap oleh gravitasi bintang yang tidak meledak dan mulai mengelilinginya

[sunting] Sejarah penemuan

Lima planet terdekat ke Matahari selain Bumi (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter dan Saturnus) telah dikenal sejak zaman dahulu karena mereka semua bisa dilihat dengan mata telanjang. Banyak bangsa di dunia ini memiliki nama sendiri untuk masing-masing planet.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pengamatan pada lima abad lalu membawa manusia untuk memahami benda-benda langit terbebas dari selubung mitologi. Galileo Galilei (1564-1642) dengan teleskop refraktornya mampu menjadikan mata manusia "lebih tajam" dalam mengamati benda langit yang tidak bisa diamati melalui mata telanjang.
Karena teleskop Galileo bisa mengamati lebih tajam, ia bisa melihat berbagai perubahan bentuk penampakan Venus, seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sebagai akibat perubahan posisi Venus terhadap Matahari. Penalaran Venus mengitari Matahari makin memperkuat teori heliosentris, yaitu bahwa matahari adalah pusat alam semesta, bukan Bumi, yang digagas oleh Nicolaus Copernicus (1473-1543) sebelumnya. Susunan heliosentris adalah Matahari dikelilingi oleh Merkurius hingga Saturnus.
Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian Huygens (1629-1695) yang menemukan Titan, satelit Saturnus, yang berada hampir 2 kali jarak orbit Bumi-Yupiter.


Perkembangan teleskop juga diimbangi pula dengan perkembangan perhitungan gerak benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang lain melalui Johannes Kepler (1571-1630) dengan Hukum Kepler. Dan puncaknya, Sir Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum gravitasi. Dengan dua teori perhitungan inilah yang memungkinkan pencarian dan perhitungan benda-benda langit selanjutnya
Pada 1781, William Hechell (1738-1782) menemukan Uranus. Perhitungan cermat orbit Uranus menyimpulkan bahwa planet ini ada yang mengganggu. Neptunus ditemukan pada Agustus 1846. Penemuan Neptunus ternyata tidak cukup menjelaskan gangguan orbit Uranus. Pluto kemudian ditemukan pada 1930.
Pada saat Pluto ditemukan, ia hanya diketahui sebagai satu-satunya objek angkasa yang berada setelah Neptunus. Kemudian pada 1978, Charon, satelit yang mengelilingi Pluto ditemukan, sebelumnya sempat dikira sebagai planet yang sebenarnya karena ukurannya tidak berbeda jauh dengan Pluto.
Para astronom kemudian menemukan sekitar 1.000 objek kecil lain di belakang Neptunus (disebut objek trans-Neptunus) yang juga mengelilingi Matahari. Di sana mungkin ada sekitar 100.000 objek serupa yang dikenal sebagai objek Sabuk Kuiper (Sabuk Kuiper adalah bagian dari objek-objek trans-Neptunus). Belasan benda langit termasuk dalam Obyek Sabuk Kuiper di antaranya Quaoar (1.250 km pada Juni 2002), Huya (750 km pada Maret 2000), Sedna (1.800 km pada Maret 2004), Orcus, Vesta, Pallas, Hygiea, Varuna, dan 2003 EL61 (1.500 km pada Mei 2004).
Penemuan 2003 EL61 cukup menghebohkan karena Obyek Sabuk Kuiper ini diketahui juga memiliki satelit pada Januari 2005 meskipun berukuran lebih kecil dari Pluto. Dan puncaknya adalah penemuan UB 313 (2.700 km pada Oktober 2003) yang diberi nama oleh penemunya Xena. Selain lebih besar dari Pluto, obyek ini juga memiliki satelit.

[sunting] Daftar jarak planet

Daftar planet dan jarak rata-rata planet dengan matahari dalam tata surya adalah seperti berikut:
57,9 juta kilometer
108,2 juta kilometer
ke Venus
149,6 juta kilometer
ke Bumi
227,9 juta kilometer
ke Mars
778,3 juta kilometer
1.427,0 juta kilometer
2.871,0 juta kilometer
ke Uranus
4.497,0 juta kilometer
Terdapat juga lingkaran asteroid yang kebanyakan mengelilingi matahari di antara orbit Mars dan Jupiter.
Karena rotasinya terhadap sumbu masing-masing, garis khatulistiwa menjadi lingkar terpanjang yang terdapat di setiap planet dan bintang.

 

 

 

 

 

 

 

Teori Pembentukan Tata Surya Awal Abad ke-20


Perkembangan teori pementukan Tata Surya pada dekade terakhir abad ke-19 dan dekade pertama abad ke-20, didominasi oleh 2 orang Amerika yakni Thomas Chamberlin (1843-1928) dan Forest Moulton (1872-1952). Dalam membangun teorinya, mereka melakukan komunikasi secara konstan, bertukar pemikiran dan menguji ide-ide yang muncul, namun publikasi atas karya besar mereka dilakukan secara terpisah.
Pada tahun 1890-an, Chamberlin menawarkan solusi untuk teori nebula Laplace. Ia menawarkan adanya satu akumulasi yang membentuk planet atau inti planet (objek kecil terkondensasi diluar materi nebula) yang kemudian dikenal sebagai planetesimal. Menurut Chamberlin, planetesimal akan bergabung membentuk proto planet. Namun karena adanya perbedaan kecepatan partikel dalam dan partikel luar, dimana partikel dalam bergerak lebih cepat dari partikel luar, maka objek yang terbentuk akan memiliki spin retrograde.
Walaupun ide planetesimal ini cukup baik, sejak tahun 1900 Chamberlin dan Moulton mengembangkan teori alternatif untuk pembentukan planet. Keduanya mengembangkan teori tentang materi yang terlontar dari bintang membentuk nebula spiral. Nebula spiral ini tidak diketahui asalnya dan berhasil dipotret oleh para pengamat. Menurut mereka, materi yang terlontar ini bisa membentuk planet yang akan mengitari bintang induknya. Tapi ide ini kemudian mereka tolak karena orbit yang mereka dapatkan terlalu eksentrik/lonjong.
Chamberlin kemudian membangun teori baru yang melibatkan erupsi matahari. Ia memberikan kemungkinan bahwa spiral nebula merupakan hasil interaksi pemisahan dari bintang yang berada dalam proses erupsi dengan bintang lainnya. Teori ini membutuhkan matahari yang aktif dengan prominensa yang masif. Namun sayangnya gaya pasang surut bintang yang berinteraksi dengan matahari hanya mampu menahan materi prominensa di luar matahari tapi tidak mampu memindahkan materi dari matahari. Untuk itu dibutuhkan jarak matahari-bintang lebih besar dari limit Roche untuk matahari dan massa masif yang lebih besar dari massa matahari untuk bintang lainnya.
Teori Pasang Surut Jeans
Astronomi Inggris, James Jeans (1877-1946) mengemukakan Tata Surya merupakan hasil interaksi antara bintang lain dan matahari. Perbedaan ide yang ia munculkan dengan ide Chamberlin – Moulton terletak pada absennya prominensa. Menurut Jeans dalam interaksi antara matahari dengan bintang lain yang melewatinya, pasang surut yang ditimbulkan pada matahari sangat besar sehingga ada materi yang terlepas dalam bentuk filamen. Filamen ini tidak stabil dan pecah menjadi gumpalan-gimpalan yang kemudian membentuk proto planet. Akibat pengaruh gravitasi dari bintang proto planet memiliki momentum sudut yang cukup untuk masuk kedalam orbit disekitar matahari. Pada akhirnya efek pasang surut matahari pada proto planet saat pertama kali melewati perihelion memberikan kemungkinan bagi proses pembentukan planet untuk membentuk satelit.
Pada model ini tampaknya spin matahari yang lambat dikesampingkan karena dianggap matahari telah terlebih dahulu terbentuk sebelum proses pembentukan planet. Selain itu tanpa adanya prominensa maka kemiringan axis solar spin dan bidang orbit matahari-bintang tidak akan bisa dijelaskan.
Tahun 1919, Jeans memperbaharui teorinya. Ia menyatakan bahwa saat pertemuan kedua bintang terjadi, radius matahari sama dengan orbit Neptunus. Pengubahan ini memperlihatkan kemudahan untuk melontarkan materi pada jarak yang dikehendaki. Materinya juga cukup dingin, dengan temperatur 20 K dan massa sekitar ½ massa jupiter. Harold Jeffreys (1891-1989) yang sebelumnya mengkritik teori Chamberlin-Moulton juga memberikan beberapa keberatan atas teori Jeans. Keberatan pertamanya mengenai keberadaan bintang masif yang jarang sehingga kemungkinan adanya bintang yang berpapasan dengan matahari pada jarak yang diharapkan sangatlah kecil.
Tahun 1939, keberatan lain datang dari Lyman Spitzer (1914-1997). Menurutnya jika matahari sudah berada dalam kondisi sekarang saat materinya membentuk Jupiter maka diperlukan materi pembentuk yang berasal dari kedalaman dimana kerapatannya sama dengan kerapatan rata-rata matahari dan temperatur sekitar 106 K. Tapi jika harga temperatur ini dipakai dalam persamaan untuk massa kritis jeans, maka massa minimum Jupiter menjadi 100 kali massa Jupiter saat ini.




Teori Pembentukan Tata Surya Sesudah Newton

Kemunculan Newton dengan teori gravitasinya menjadi dasar yang kuat dalam menciptakan teori ilmiah pembentukan Tata Surya.  Dalam artikel ini akan dibahas teori pembentukan Tata Surya yang lahir sesudah era Newton sampai akhir abad ke-19.   Perkembangan teori pembentukan Tata Surya sampai dengan tahun 1960 terbagi dalam  dua kelompok pemikiran yakni teori monistik yang menyatakan bahwa matahari dan planet berasal dari materi yang sama.  Dan yang kedua teori dualistik menyatakan matahari dan bumi berasal dari sumber materi yang berbeda dan terbetuk pada waktu yang berbeda.
Teori Komet Buffon
Tahun 1745, George comte de Buffon (1701-1788) dari Perancis mempostulatkan teori dualistik dan katastrofi yang menyatakan bahwa tabrakan komet dengan permukaan matahari menyebabkan materi matahari terlontar dan membentuk planet pada jarak yang berbeda. Kelemahannya Buffon tidak bisa menjelaskan asal komet. Ia hanya mengasumsikan bahwa komet jauh lebih masif dari kenyataannya.
Teori Nebula Laplace
Ada beberapa teori yang menginspirasi terbentuknya teori Laplace, dimulai dari filsuf Perancis, Renè Descartes (1596-1650) yang percaya bahwa angkasa terisi oleh “fluida alam semesta” dan planet terbentuk dalam pusaran air. Sayangnya teori ini tidak didukung dasar ilmiah.
Seratus tahun kemudian Immanuel Kant (1724-1804) menunjukkan adanya awan gas yang berkontraksi dibawah pengaruh gravitasi sehingga awan tersebut menjadi pipih. Ide ini didasarkan dari teori pusaran Descartes tapi fluidanya berubah menjadi gas. Setelah adanya teleskop, William Herschel (1738-1822) mengamati adanya nebula yang  ia asumsikan sebagai kumpulan bintang yang gagal. Tahun 1791, ia melihat bintang tunggal yang dikelilingi halo yang terang. Hal inilah yang memberinya kesimplan bahwa bintang terbentuk dari nebula dan halo merupakan sisa nebula.
Dari teori-teori ini Pierre Laplace (1749-1827) menyatakan adanya awan gas dan debu yang berputar pelan dan mengalami keruntuhan akibat gravitasi. Pada saat keruntuhan, momentum sudut dipertahankan melalui putaran yang dipercepat sehingga terjadi pemipihan. Selama kontraksi ada materi yang tertinggal kedalam bentuk piringan sementara pusat massa terus berkontraksi. Materi yang terlepas kedalam piringan akan membentuk sejumlah cincin dan materi di dalam cincin akan mengelompok akibat adanya gravitasi. Kondensasi juga terjadi di setiap cincin yang menyebabkan terbentuknya sistem planet. Materi di dalam awan yang runtuh dan memiliki massa dominan akan membentuk matahari.
Namun menurut Clerk Maxwell (1831-1879) letak permasalahan teori ini cincin hanya bisa stabil jika terdiri dari partikel-partikel padat bukannya gas. Menurut Maxwell cincin tidak bisa berkondensasi menjadi planet karena gaya inersianya akan memisahkan bagian dalam dan luar cincin. Seandainya proses pemisahan bisa terlewati, massa cincin masih jauh lebih masif dibanding massa planet yang terbentuk.
Permasalahan lain muncul dari distribusi momentum sudut dimana tidak ada mekanisme tertentu yang bisa menjelaskan bahwa keberadaan materi dalam jumlah kecil, yang membentuk planet, bisa memiliki semua momentum sudutnya. Seharusnya sebagian besar momentum sudut berada di pusat objek. Jika momentum sudut intrinsik dari materi luar bisa membentuk planet, maka kondensasi pusat tidak mungkin runtuh untuk membentuk bintang,
Penyempurnaan Teori Laplace
Tahun 1854, Edouard Roche (1820-1883) mengatakan bahwa awan yang diajukan Laplace dalam teorinya bisa memiliki kondensasi pusat yang tinggi sehingga sebagian besar massa berada dekat spin axis dan memiliki kaitan yang kecil dengan momentum angular. Tahun 1873, Roche menyempurnakan teori Laplace dengan analisis “Matahari ditambah atmosfer”, yang memiliki kondensasi pusat yang tinggi. Model ini berada diluar rentang planet dan mengalami keruntuhan saat mendingin. Dalam model ini atmosfer berkorotasi terhadap matahari. Saat sistem mengalami keruntuhan kecepatan sudut  bertambah untuk mempertahankan momentum sudut sementara jarak mengecil. Jika jarak mengecil lebih cepat dari radius efektif atmosfer, maka semua atmosfer diluar jarak  akan membentuk cincin.




Keberatan dari James Jeans (1877-1946). Ia menunjukkan dengan distribusi nebula yang diberikan oleh Roche, materi luar akan menjadi renggang sehingga tidak dapat melawan gaya pasang surut terhadap pusat massanya dan kondensasi tidak akan terjadi. Jeans juga mennunjukkan bahwa untuk materi di dalam cincin yang mengalir dari nebula yang runtuh menuju kondensasi membutuhkan kerapatan yang lebih besar dari kerapatan sistem. Hal ini akan menghasilkan massa atmosfer dengan magnitudo mendekati magnitudo di pusat massa, sehingga bisa menyelesaikan permasalahan momentum sudut.


Astronom Temukan Tata Surya Baru dengan Dua Planet

Ilustrasi tata surya dengan dua planet masing-masing seukuran Jupiter (tengah) dan lainnya seukuran Saturnus (tengah kanan).
WASHINGTON, JUMAT - Sebuah bintang seukuran Matahari yang terletak triliunan kilometer dari Bumi dikelilingi dua buah planet. Temuan ini semakin menguatkan anggapan bahwa sistem planet-planet yang mirip tata surya kita banyak tersebar di alam semesta.

Para astronom yang dipimpin Scott Gaudi dari Universtas Ohio State, AS dapat mengamatinya dengan teknik yang disebut lensa mikro gravitasi. Bintang dan dua planet yang mengelilinginya itu teramati saat bergerak di depan bintang yang lebih jauh pada tahun 2006.
Kedua planet ditemukan pada bintang OGLE-2006-BLG-109L yang berada 5.000 tahun cahaya dari Bumi (1 tahun cahaya setara dengan 9,6 triliun kilometer). Gaudi dan timnya menemukan distorsi cahaya bintang yang diperkirakan sebagai sebuah planet yang bergerak mengelilinginya. Distorsi yang lebih kuat teramati sehari kemudian. Perlu dua bulan untuk memastikan bahwa kedua distorsi memang disebabkan planet.

Kedua planet mungkin jenis planet gas seperti Jupiter atau Saturnus. Meskipun demikian, besarnya hanya sekitar 80 persennya.

"Ini pertama kalinya kami mengamati peristiwa penguatan cukup besar dengan sensitifitas sangat tinggi sehingga sangat jelas menunjukkan planet kedua - dan yang satunya tentunya," ujar Gaudi, yang melaporkan temuan tersebut dalam jurnal Science terbaru.

Penemuan sebuah bintang yang dikelilingi beberapa planet seperti ini termasuk langka. Sebelumnya para astronom dari Universitas Ohio State juga menemukan sistem planet-planet dengan sebuah bintang yang mengelilingi empat planet melalui program Microlensing Follow Up Network (MicroFUN) yang melibatkan lembaga riset dari 11 negara.(AP/WAH)